Lora Lossy

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim incididunt ut labore, nostrud exercitation ullamco laboris.!

Angela Johny

Yorem delly dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, incididunt ut labore incididunt ut labore et dolore magna aliqua.!

Mark Clerk

Woram Losy dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. incididunt ut labore, quis nostrud exercitation ullamco laboris.!

Alex Damn

Palorm Roelm dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, incididunt ut labore sed do eiusmod tempor et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris.!

Our Blog

muslim yang indah


وانك لعلى خلق عظيم ( القلم : 4 )
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung". (QS. Al-Qalam :4)
المسلم من سلم المسلمون من يده ولسانه  (رواه مسلم )

“ Muslim yang indah  adalah orang Islam  yang apa bila orang lainnya merasa damai, nyaman, selamat, tidak terlukai oleh ucapan, prilaku, dan fikirannya ”
Kejadian demi kejadian akhir-akhir ini sering sikap dan prilaku ummat Islam mengesankan betapa ummat islam ( muslim ) sudah mulai banyak yang menjauh dari pedomannya, walaupun sering mengatas namakan dirinya sebagai Muslim. Ketika kita ingin mengetahui dan menjadi muslim yang indah  maka tidak bisa lepas dengan pedoman Al-Qur’an dan Sosok Nabi Muhammad SAW ( Assunnah ) sebagai sosok model muslim yang indah yang Allah utus sebagai pembawa rahmah bagi semesta alam. Hal ini tergambarkan dalam pujian Allah kepada  nabi Muhammad SAW dan ungkapan Nabi Muammad diatas, serta jawaban salah satu Istri Nabi tetang keindahan pribadi, keluarga Nabi ketika menjawab pertanyaan sahabatnya dengan jawaban  “ sesungguhnya akhlaq Nabi adalah  Al-Qur’an  “ dan “ Seluruh prilakunya mengagumkan “  sehingga dapat disimpulkan muslim yang indah adalah muslim yang dekat dengan Allah (  Al-Qur’an )dan dekat dengan Nabi Muhammad SAW ( Assunnah ) dalam bentuk ucapan, prilaku,dan  fikirannya. 
Saat ini, banyak orang mengaku dirinya sebagai muslim walau hanya sekedar di KTP( Islam KTP ). Data statistik dunia terakhir menunjukan ada 1,7 milyar lebih di dunia ini jumlah penduduk dunia yang beragama Islam. Tapi, dari sekian jumlah yang ada, sangat sedikit yang memiliki kepribadian sebagai seorang muslim. Selebihnya, mempunyai kepribadian terpisah dari nilai-nilai Islam. Orang semacam ini agamanya saja sebagai muslim, namun, perilaku, sikap, dan tindakannya sama sekali tidak menunjukkan keislamannya. Kalau demikian adanya, bagaimana Islam dapat menjadi rahmah? Jika para pemeluknya tidak memahami, menghayati dan mengamalkan Islam? Bagai mana muslim bisa menjadi indah? Persis seperti apa yan telah disinggung oleh rasulullah Saw:
Rasulululullah Saw bersabda: “Suatu saat nanti kalian akan dikeroyoki oleh berbagai suku bangsa seperti mereka mengeroyoki makanan”. Salah seorang bertanya: “Apakah kami saat itu minoritas ya Rasululullah?” “Tidak”, jawab Rasulullah, “Bahkan kalian saat itu mayoritas, tetapi hanya bagai busa. Allah hilangkan rasa takut di hati musuh-musuh kalian dan Allah tumbuhkan di dalam hati kalian kehinaan! Lantas ada yang bertanya: “Kehinaan bagaimana ya Rasululullah?” Nabi pun menjawab: “Cinta dunia dan takut mati”.
Kondisi semacam ini tidak mungkin terus menerus dibiarkan. Siapapun yang merasa sebagai muslim yang memiliki ghirah (semangat) keislaman, tidak akan merelakan hal ini. Agama kita bukan agama fardiyah (individual), tetapi agama pemersatu (ummatan wahidah), bahkan satu jasad. Jika sakit salah satu anggota tubuh, maka yang lain akan merasakannya. Islam bukan hanya agama ibadah. Tetapi merupakan the way of life  yang paripurna, mengatur segala urusan dunia-akhirat. Agama kita mengajak kepada wihdah (persatuan), al-quwwah (kekuatan), al ‘izzah (harga diri), al-‘adl (keadilan), dan juga kepada jihad (perjuangan).
Maka, misi risalah Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) ini bertujuan untuk memberikan hidayah (petunjuk) manusia pada agama yang haq, yang diridhoi Allah. Fungsi Islam yang menyejukkan bagi seluruh umat manusia ini, tidak mungkin terwujud, kecuali jika benar-benar diamalkan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian, atau mempunyai jati diri sebagai seorang muslim. Karenanya, semua itu pasti berawal dari diri, lalu keluarga, masyarakat dan lingkungan.
Untuk menjadi pribadi muslim yang indah, sesuai dengan apa yang digariskan oleh Islam, sudah semestinya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Assunah, juga telah dipraktekkan oleh para Sahabat Nabi maupun salafus shâleh, yaitu pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt dan rasul-Nya. Nilai-nilai tersebut, jika disederhanakan, setidaknya ada sepuluh sifat yang mesti melekat di dalam diri seorang muslim yang indah telah dirumuskan oleh  Hasan Albana :
Kesepuluh karakter itu adalah :
1.    Salimul Aqidah, yaitu Muslim yang memiliki aqidah lurus dan benar atau bersih Akidahnya dari sesuatu yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dalam lubang syirik, bid’ah dholalah  dan kurofat. Hidup ini diibaratkan perjalanan seorang muslim di dunia, dia harus mempunyai keyakinan yang lurus, sebagai sarat untuk dapat sampai kepada tujuannya, yakni mengabdikan diri kepada Allah swt.

2.    Shahihul Ibadah, yaitu muslim yang memiliki kebiasaan dan kebutuhan ibadah yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Assunnah, Benar Ibadahnya menurut Al-Qur’an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid’ah yang dapat menyesatkannya, ibadah adalah implementasi dari sebuah keyakinan. Ibadah dalam Islam bukanlah merupakan taklif (pembebanan), melainkan tasyrif (pemuliaan) dari Allah Swt. Ketika seorang manusia dijuluki oleh Allah ‘ibadullah, maka ia termasuk orang-orang yang dikasihi-Nya, Ibadah dalam Islam bukan hanya mencakup ritual keagamaan semata, semisal: shalat, zakat, puasa dan haji, tetapi semua lini kehidupan di dalam memakmurkan dunia ini yang tidak bertentangan dengan landasan Al-Quran dan Sunnah, semisal mencari nafkah secara halal, berhubungan baik dengan keluarga, menuntut ilmu dan lain sebagainya.

3.    Matinul Khuluq, Yaitu muslim yang memiliki akhlaq yang agung (‘adim), sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin), Muslim yang istiqomah dengan islamnya itu indah, damai dan menyejukkan kepada lainnya bila dekat dengannya. Muslim yang sudah menjadi kebiasaan, perilaku itu keluar dengan sendirinya secara otomatis. Inilah yang disebut akhlaq, yaitu perilaku yang keluar secara otomatis, dan mencerminkan ekspresi diri seseorang di segala tempat dan waktu. Jadi, akhlaq bukanlah perilaku kondisional, yang hanya diekspresikan pada waktu-waktu tertentu saja, tetapi memiliki akhlak yang komit, tidak fluktuatif, dan tidak berubah dalam kondisi bagaimana pun. Allah Swt berfirman:
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung". (QS. Al-Qalam :4)
4.    Qowiyul Jismi, yaitu muslim yang memiliki fisik yang kuat sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT. Karena itu muslim harus mempersiapkan  jasmaninya sebaik mungkin untuk dapat melanjutkan perjalanan secara vit dam prima. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Nabi bersabda:
"Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah”. (HR. Muslim, Ibnu majah dan Imam Ahmad)
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Namun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. 
5.    Mutsaqoful Fikri, yaitu muslim yang berpandangan luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya. Karena menjalani kehidupan di dunia ini tidak hanya sekedar mengandalkan keyakinan, ibadah dan akhlaq. Siapapun orangnya, ketika sedang melakukan perjalanan pasti membutuhkan pengetahuan tentang apa yang sedang ia tuju.sebagai mana yang  telah diingat oleh Nabi Muhammad SAW:
“ Barang siapa yang menginginkan kebaikan didunia maka harus membekali diri dengan ilmu, dan barang siapa yang menginkan kebaikan diakherat maka harus berbekal Ilmu, begitupun yang menginginkan  kebaikan dunia akherat maka harus dibekali denganilmu”.
6.    Qodirun ‘alal Kasbi, yaitu muslim yang memiliki kemampuan dan kesiapan mental untuk berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Rasulullah pernah mengingatkan kita untuk bisa menyeimbangkan antara keduanya. “Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan kamu akan hidup selamanya. Dan beramalah untuk akhiratmu, seakan-akan kamu akan menemui ajal esok pagi.”
Agama kita melarang umatnya untuk bersikap santai, bermalas-malasan dan bertopang dagu. Para sahabat mencontohkan, jika terdengar adzan maka mereka segera ke masjid, jika selesai melaksanakan kewajibannya maka mereka kembali bertebaran di muka bumi untuk kembali melanjutkan usahanya sambil berdoa,”Ya Allah, kami telah memenuhi panggilan-Mu dan telah melaksanakan apa yang telah Engkau wajibkan, sekarang kami menyebar (berusaha) sebagaimana Engkau perintahkan, maka berilah kami rizki karena Engkaulah sebaik-baik Pemberi Rizki.
7.    Mujahidun linafsihi, Yaitu muslim yang memiliki kesungguhan dalam jiwanya sehingga menjadikan seseorang  yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain, dengan kata lain tidak asal-asalan. Mujâhadatunnafs merupakan salah satu upaya yang mesti bagi setiap pribadi muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan kepada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya tekad dan kesungguhan dari masing –masing pribadi muslim.

8.    Haritsun ‘ala waqtihi, yaitu muslim yang memiliki ketrampilan dalam memanfaatkan dan mengatur waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT. Banyak masalah yang timbul, karena seseorang tidak mampu mengatur waktunya dengan baik. Ia tidak bisa mencapai target dari rencana. Ia kehilangan beberapa momen penting, hanya karena waktu yang  telah berlalu begitu saja di hadapannya. Untuk itu, pribadi Muslim selalu siap dengan situasi dan waktu. Ia dapat mengatur seberapa banyak waktu untuk beribadah mahdhah, dan untuk bermu’amalah. Semuanya perlu diatur sehingga seimbang.

9.    Munazhom Fii Su’unihi, yaitu muslim yang memiliki kemampuan untuk menata dan mengatur dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik. Hidup kita di dunia ini penuh dengan berbagai aktifitas yang luar biasa banyaknya. Karena itu, sebagai seorang muslim harus pandai untuk memilah dan memilih, mana saja aktifitas yang sesuai dengan pandangan hidupnya sebagai seorang muslim berdasarkan skala prioritas. Karena pada prinsipnya, tugas atau kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia.

10.Naafi’un Li Ghairihi, Yaitu Muslim yang memiliki komitmen dalam dirinya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain. Seorang muslim yang berhasil adalah yang mampu menjadi pelita bagi sekelilingnya. Ia mampu menerangi keluarga dan masyarakatnya, dengan sikap, perilaku, ilmu, harta, dan amal nyata. Pantulan dirinya sebagai muslim benar-benar dirasakan, sehingga dapat menebar kesejukan orang-orang yang bersamanya. Sebaik-baik muslim adalah yang bisa memberi manfaat bagi orang lain. Relevan dengan sabda Rasulullah Saw:
Sebaik-baik kalian adalah orang yang selalu diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, adapun seburuk-buruk kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya.” (HR. Ahmad)
Mudah-mudahan dengan kesepuluh karakter yang dikemukakan diatas kita menjadi  termotivasi untuk dapat merealisasikannya dalam diri kita. sehingga siapapun orangnya akan mengatakan dan menyakini seorang muslim itu indah, menyejukkan dan tidak menakutkan. Amin.


Authorism Theme

Bob Olright

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.!

Karen Smith

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.!

Jessica Bankers

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.!

Johny Lora

4th one time fitness expert, wellness writer, personal trainer, group ex health coach. I am advocates of everything good in the fitness industry and of the people who make it great!

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.